Ayat Alkitab Tuhan Melihat Hati : Tanya Mama

Ayat Alkitab Tuhan Melihat Hati. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (1 Samuel 16:7).Saul, raja Israel yang pertama, tinggi dan tampan. Namun di dalam Daud, Allah melihat seorang pria yang beriman setia dan dalam, yang hatinya sepenuhnya berkomitmen pada Tuhan. Allah melihat seseorang yang dapat menyadari dosa dan kegagalannya dan bertobat serta meminta pengampunan (2 Samuel 12; Mazmur 51). Ketika Allah mempelajari hati Daud, Ia melihat seorang pria yang hatinya tak jauh dari hati Allah (Kisah 13:22).Seperti Samuel, kita tak dapat melihat apa yang diamati Tuhan, dan kita harus mengandalkan hikmat-Nya. Dan kita juga dapat yakin bahwa, ketika Allah melihat hati kita, Ia melihat kesetiaan kita, karakter sejati kita, dan nilai kita secara pribadi.

Pertanyaan

Jawaban

Manusia secara umum mempertimbangkan karakter dan nilai seseorang dari penampilan jasmani. Jika seseorang tinggi, rupawan, berperawakan gagah, dan berpakaian rapi, maka orang itu disenangi. Seringkali kita mencari ciri-ciri jasmani ini dalam seorang pemimpin. Namun Allah memiliki kemampuan unik sehingga Ia dapat melihat “dalam” seseorang. Allah mengenal karakter sejati kita karena Ia “melihat hati.” Di dalam 1 Samuel 16, waktunya telah tiba bagi Samuel untuk mengunjungi rumah Isai di Betlehem guna mengurapi raja Israel yang baru. Ketika Samuel mengamati Eliab, putra sulung Isai, Samuel terkesan. “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya,” pikir sang nabi (ayat 6). Namun Allah memberitahu Samuel, “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (1 Samuel 16:7). Saul, raja Israel yang pertama, tinggi dan tampan. Samuel mungkin mencari sosok yang berpenampilan seperti Saul, dan penampilan Eliab sangat menarik. Namun Allah sudah menyasar pria yang berbeda sebagai raja Israel selanjutnya. Sebelumnya, Tuhan telah mengungkapkan pada Samuel bahwa Ia mencari sosok yang berkenan di hati-Nya (1 Samuel 13:14). Samuel menatap ketujuh putra Isai, namun Tuhan menolak semuanya sebagai kandidat raja. Allah sedang mencari sosok yang berhati setia. Daud, putra bungsu Isai, tidak dipanggil pada pertemuan itu, dan sedang menggembala domba. Setelah Samuel melewati putra-putra yang lain, mereka memanggil Daud, dan Tuhan berkata, “…inilah dia” (1 Samuel 16:12). Daud adalah pilihan Allah – tidak sempurna namun setia, seorang yang hatinya berkenan pada Allah. Meskipun Alkitab menyatakan bahwa paras Daud elok, namun ia bukan sosok yang mencolok. Namun Daud telah mengembangkan hati yang berkenan pada Allah. Dalam waktu kesendiriannya di padang ketika menggembala domba, Daud telah mengenal Allah sebagai Gembala-Nya (baca Mazmur 23). Penampilan mudah menipu. Tampilan luar seseorang tidak mengungkapkan jati diri seseorang. Rupa jasmani tidak menunjukkan nilai atau karakter or integritas atau kesetiaan seseorang pada Allah. Ciri-ciri luar sifatnya dangkal. Pertimbangkan moralitas dan rohani jauh lebih penting bagi Allah. Allah melihat hati. Makna hati dalam Alkitab berkaitan dengan moralitas dan kehidupan rohani manusia. Amsal 4:23 menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan mengalir dari hati kita. Hati adalah inti atau esensi dari jati diri kita: “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Lukas 6:45). Terhadap semua yang melihatnya, Yudas Iskariot tampak bagaikan murid yang setia, namun penampilannya menipu. Para murid yang lain tidak membayangkan apa yang terjadi di dalam hati Yudas. Yesus adalah satu-satunya yang mengetahui isi hati Yudas: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” (Yohanes 6:70). Sudut pandang Allah lebih tinggi, lebih dalam, dan lebih bijaksana dari sudut pandang kita (Yesaya 55:8-9). Dua Tawarikh 16:9 mengajar bahwa mata Allah terus menjelajahi bumi demi menguatkan mereka yang hatinya berkomitmen pada-Nya. Allah dapat mengintai hati kita, memperhatikan motivasi kita, dan mengetahui segala sesuatu yang dapat diketahui dari diri kita (Mazmur 139:1). Allah tahu jika seseorang akan berlaku setia. Allah dapat melihat apa yang tak nampak bagi manusia. Raja Daud jauh dari kesempurnaan. Ia melakukan perzinahan dan pembunuhan (2 Samuel 11). Namun di dalam Daud, Allah melihat seorang pria yang beriman setia dan dalam, yang hatinya sepenuhnya berkomitmen pada Tuhan. Allah melihat seseorang yang akan mengandalkan kekuatan dan bimbingan Tuhan (1 Samuel 17:45,47; 23:2). Allah melihat seseorang yang dapat menyadari dosa dan kegagalannya dan bertobat serta meminta pengampunan (2 Samuel 12; Mazmur 51). Allah melihat dalam Daud seorang pria yang mencintai Tuhannya; seorang yang menyembah Tuhannya dengan segenap jiwanya (2 Samuel 6:14); seorang pria yang telah mengalami pengampunan dan pentahiran dari Allah (Mazmur 51) dan yang memahami dalanya kasih Allah bagi dirinya (Mazmur 13:5-6). Allah melihat seorang pria yang memiliki hubungan pribadi yang tulus dengan Penciptanya. Ketika Allah mempelajari hati Daud, Ia melihat seorang pria yang hatinya tak jauh dari hati Allah (Kisah 13:22). Seperti Samuel, kita tak dapat melihat apa yang diamati Tuhan, dan kita harus mengandalkan hikmat-Nya. Dan kita juga dapat yakin bahwa, ketika Allah melihat hati kita, Ia melihat kesetiaan kita, karakter sejati kita, dan nilai kita secara pribadi. English

Manusia secara umum mempertimbangkan karakter dan nilai seseorang dari penampilan jasmani. Jika seseorang tinggi, rupawan, berperawakan gagah, dan berpakaian rapi, maka orang itu disenangi. Seringkali kita mencari ciri-ciri jasmani ini dalam seorang pemimpin. Namun Allah memiliki kemampuan unik sehingga Ia dapat melihat “dalam” seseorang. Allah mengenal karakter sejati kita karena Ia “melihat hati.”Di dalam 1 Samuel 16, waktunya telah tiba bagi Samuel untuk mengunjungi rumah Isai di Betlehem guna mengurapi raja Israel yang baru. Ketika Samuel mengamati Eliab, putra sulung Isai, Samuel terkesan. “Sungguh, di hadapan TUHAN sekarang berdiri yang diurapi-Nya,” pikir sang nabi (ayat 6).Namun Allah memberitahu Samuel, “Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati” (1 Samuel 16:7).Saul, raja Israel yang pertama, tinggi dan tampan. Samuel mungkin mencari sosok yang berpenampilan seperti Saul, dan penampilan Eliab sangat menarik. Namun Allah sudah menyasar pria yang berbeda sebagai raja Israel selanjutnya. Sebelumnya, Tuhan telah mengungkapkan pada Samuel bahwa Ia mencari sosok yang berkenan di hati-Nya (1 Samuel 13:14).Samuel menatap ketujuh putra Isai, namun Tuhan menolak semuanya sebagai kandidat raja. Allah sedang mencari sosok yang berhati setia. Daud, putra bungsu Isai, tidak dipanggil pada pertemuan itu, dan sedang menggembala domba. Setelah Samuel melewati putra-putra yang lain, mereka memanggil Daud, dan Tuhan berkata, “…inilah dia” (1 Samuel 16:12).Daud adalah pilihan Allah – tidak sempurna namun setia, seorang yang hatinya berkenan pada Allah. Meskipun Alkitab menyatakan bahwa paras Daud elok, namun ia bukan sosok yang mencolok. Namun Daud telah mengembangkan hati yang berkenan pada Allah. Dalam waktu kesendiriannya di padang ketika menggembala domba, Daud telah mengenal Allah sebagai Gembala-Nya (baca Mazmur 23).Penampilan mudah menipu. Tampilan luar seseorang tidak mengungkapkan jati diri seseorang. Rupa jasmani tidak menunjukkan nilai atau karakter or integritas atau kesetiaan seseorang pada Allah. Ciri-ciri luar sifatnya dangkal. Pertimbangkan moralitas dan rohani jauh lebih penting bagi Allah.Allah melihat hati. Makna hati dalam Alkitab berkaitan dengan moralitas dan kehidupan rohani manusia. Amsal 4:23 menjelaskan bahwa segala sesuatu yang kita lakukan mengalir dari hati kita. Hati adalah inti atau esensi dari jati diri kita: “Orang yang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik dan orang yang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaannya yang jahat. Karena yang diucapkan mulutnya, meluap dari hatinya” (Lukas 6:45).Terhadap semua yang melihatnya, Yudas Iskariot tampak bagaikan murid yang setia, namun penampilannya menipu. Para murid yang lain tidak membayangkan apa yang terjadi di dalam hati Yudas. Yesus adalah satu-satunya yang mengetahui isi hati Yudas: “Bukankah Aku sendiri yang telah memilih kamu yang dua belas ini? Namun seorang di antaramu adalah Iblis.” (Yohanes 6:70). Sudut pandang Allah lebih tinggi, lebih dalam, dan lebih bijaksana dari sudut pandang kita (Yesaya 55:8-9).Dua Tawarikh 16:9 mengajar bahwa mata Allah terus menjelajahi bumi demi menguatkan mereka yang hatinya berkomitmen pada-Nya. Allah dapat mengintai hati kita, memperhatikan motivasi kita, dan mengetahui segala sesuatu yang dapat diketahui dari diri kita (Mazmur 139:1). Allah tahu jika seseorang akan berlaku setia. Allah dapat melihat apa yang tak nampak bagi manusia.Raja Daud jauh dari kesempurnaan. Ia melakukan perzinahan dan pembunuhan (2 Samuel 11). Namun di dalam Daud, Allah melihat seorang pria yang beriman setia dan dalam, yang hatinya sepenuhnya berkomitmen pada Tuhan. Allah melihat seseorang yang akan mengandalkan kekuatan dan bimbingan Tuhan (1 Samuel 17:45,47; 23:2). Allah melihat seseorang yang dapat menyadari dosa dan kegagalannya dan bertobat serta meminta pengampunan (2 Samuel 12; Mazmur 51). Allah melihat dalam Daud seorang pria yang mencintai Tuhannya; seorang yang menyembah Tuhannya dengan segenap jiwanya (2 Samuel 6:14); seorang pria yang telah mengalami pengampunan dan pentahiran dari Allah (Mazmur 51) dan yang memahami dalanya kasih Allah bagi dirinya (Mazmur 13:5-6). Allah melihat seorang pria yang memiliki hubungan pribadi yang tulus dengan Penciptanya. Ketika Allah mempelajari hati Daud, Ia melihat seorang pria yang hatinya tak jauh dari hati Allah (Kisah 13:22).Seperti Samuel, kita tak dapat melihat apa yang diamati Tuhan, dan kita harus mengandalkan hikmat-Nya. Dan kita juga dapat yakin bahwa, ketika Allah melihat hati kita, Ia melihat kesetiaan kita, karakter sejati kita, dan nilai kita secara pribadi.

1 Samuel 16:7 TBTetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: ”Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.”TB: Alkitab Terjemahan Baru Versi Batalkan Bahasa Alkitab Bahasa Indonesia Ubah Bahasa {{#items}} {{local_title}} {{/items}} ← Bahasa Batalkan {{#items}} {{local_name}} {{/items}}

Berikut ini gambar ayat Pengkhotbah 11:10 untuk anda,Mazmur 90:12 Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Berikut ini gambar ayat Amsal 23:15 untuk anda,Amsal 17:22 Hati yang gembira adalah obat yang manjur, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang. Berikut ini gambar ayat Amsal 17:22 untuk anda,Amsal 13:12 Harapan yang tertunda menyedihkan hati, tetapi keinginan yang terpenuhi adalah pohon kehidupan. Berikut ini gambar ayat Amsal 13:12 untuk anda,Amsal 12:25 Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia. Berikut ini gambar ayat Amsal 12:25 untuk anda,Amsal 10:8 Siapa bijak hati, memperhatikan perintah-perintah, tetapi siapa bodoh bicaranya, akan jatuh.

Kak Jervis Raynaldo yang lebih dikenal sebagai Kak Jerry lahir tanggal 29 January 1997, Jakarta. Dia memulai pelayanannya saat berumur 12 tahun, sejak tahun 2009 di sekolah minggu Little Kings GBI House of Prayer, posisinya di Little Kings adalah sebagai Koordinator, saat ini dia bekerja sebagai salah satu staff ticketing di ATS VACATIONS – Tour and Travel. Kerinduan terbesarnya adalah bisa membawa anak-anak kecil masuk ke dalam Hadirat Tuhan melalui pujian dan penyembahan, bisa memperkenalkan firman Tuhan sedari kecil agar kelak anak-anak menjadi generasi yang berbeda, generasi penerus bangsa yang takut akan Tuhan.

Ibadah berarti menggunakan pikiran, hati dan tubuh kita untuk mengekspresikan keberhargaan Allah dan seluruh keberadaan-Nya bagi kita dalam Yesus. Kehendak Ketetapan Allah, atau Kehendak yang BerdaulatMari kita melihat perikop-perikop Kitab Suci yang membuat kita berpikir demikian. Kehendak Perintah Allah *Jadi arti lain untuk “kehendak Allah” dalam Alkitab adalah apa yang dapat kita sebut “kehendak perintah”-Nya. Alasan lainnya saya mengatakan bahwa kehendak Allah di Roma 12:2 adalah kehendak perintah Allah dan bukan kehendak ketetapan-Nya adalah karena frasa “sehingga kamu dapat membedakan” mengimplikasikan bahwa kita seharusnya menyetujui kehendak Allah dan kemudian dengan taat melakukannya. Tiga Tahapan untuk Mengetahui dan Melakukan Kehendak Allah yang DinyatakanAda tiga tahap untuk mengetahui dan melakukan kehendak Allah yang dinyatakan, yaitu, kehendak perintah-Nya; dan semuanya itu menghendaki pembaruan budi dengan pembedaannya yang diberikan oleh Roh Kudus yang telah kita bicarakan sebelumnya.

Begitulah dengan kehidupan, apa yang kita lihat pada saat menilai orang lain tergantung kepada kejernihan pikiran/jendela hati kita. Jika hati kita bersih, maka bersih pula pikiran kita. Jika pikiran kita bersih, maka bersih pula perkataan kita. Membawa hati kita kepada Tuhan melalui doa karena Tuhanlah yang menguji hati (Mazmur 17:3) dan Tuhanlah melihat hati kita (1Samuel 16:7). Ketidak beresan dalam hati akan menghalangi sukacita dan damai sejahtera pada diri kita dan kita akan kehilangan berkat-berkat dari Tuhan.