Sembelit pada bayi sangat erat kaitannya dengan apa yang ia makan dan minum. Jika si Kecil mengalami hal tersebut, maka apa yang harus Mama lakukan? Selain itu, hindari juga makanan yang bisa membuat bayi sembelit seperti pisang, sereal beras, wortel dan keju. Tempatkan bayi pada posisi tidur telentang di depan Mama, kemudian angkat kedua kakinya, lalu buat gerakan seolah si Kecil sedang mengayuh sepeda. Gerakan ini akan membantu melepaskan tekanan pada perut dan usus bisa bekerja dengan lebih baik. Tak hanya itu, melatih kakinya dengan posisi mengayuh juga diketahui dapat membuat fesesnya terdorong oleh usus.
Ciri BAB normal pada anak bisa dilihat dari beberapa faktor yang meliputi warna dan seberapa seringnya hal tersebut dilakukan. Selain itu, jika hasil akhir dari tubuh yang keluar berwarna putih, mungkin saja anak mengidap penyakit hati dan/atau mengalami malabsorbsi nutrisi. Namun, jika kotoran yang dihasilkan terlalu keras, kemungkinan besar anak mengalami sembelit, atau disebut juga dengan konstipasi.
Namun, jika anak sudah lebih dari 3 hari tidak juga BAB, mungkin saja hal ini disebabkan oleh sembelit. Jadi, jika anak mengalami suatu masalah di dalam sistem pencernaannya, maka kondisi itu tidak menimbulkan dampak yang besar. Ayo, download aplikasi Halodoc di App Store dan Google Play sekarang juga untuk mendapatkan kemudahan dalam akses kesehatan tanpa batas!
Beberapa kasus BAB bayi keras dan bulat biasanya terjadi saat ia menjalani MPASI pertamanya, namun Bunda tak perlu khawatir. Ada beberapa cara melancarkan BAB pada bayi yang aman untuk dilakukan, karena tidak perlu obat berbahan kimia.
Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa Bunda lakukan untuk membantu melancarkan BAB pada bayi. Tempatkan bayi pada posisi tidur telentang di depan Anda, angkat kedua kakinya, lalu buat gerakan seolah si kecil sedang mengayuh sepeda.
Gerakan ini akan membantu melepaskan tekanan pada perut dan usus bisa bekerja dengan lebih baik. Mandi air hangat bisa membantu bayi menjadi lebih rileks, dan membuat tubuhnya melepaskan yang sudah ditahan. Selain kaya akan karbohidrat serta vitamin A dan C, ubi juga mengandung banyak serat yang membantu melancarkan pencernaan.
Artikel Terkait : Bayi tak kunjung buang air besar dalam waktu lama tanda sembelit, benarkah demikian? Tapi bila bayi sudah berusia di atas 8 bulan, kandungan brokoli seperti serat dan vitamin sangat bagus untuk melancarkannya pencernannya. Apabila cara-cara di atas sudah dilakukan namun si kecil masih sulit BAB, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Selama ini bayi hanya tahu jika makanannya adalah ASI (Air Susu Ibu). Namun saat usianya bertambah dan ASI tidak cukup memenuhi kebutuhan nutrisi anak, MPASI pun mulai diperkenalkan.
“Hal ini sangat wajar, karena ususnya masih beradaptasi, dari yang biasanya mengonsumsi saja hingga kemudian diperkenalkan MPASI,” terang dr Melisa Anggraeni, Mbiomed, SpA dari RS Siloam Lippo Cikarang kepada detikHealth dan ditulis Rabu (10/6/2015). “Kalau bermasalahnya karena alergi ya harus menghindari makanan tertentu, contohnya susu sapi, biasanya ini terjadi pada bayi yang tidak mendapatkan ASI,” katanya.
Itu pun karena dipicu oleh asupan sang ibu sendiri, yang nyatanya tak bisa diterima tubuh buah hatinya. Ini artinya ibu harus memperbanyak konsumsi buah, makanan berserat dan air putih agar ASI-nya lebih sehat bagi pencernaan bayi. “Selama BAB-nya ada ampas dan anak tetap aktif serta tidak dehidrasi, maka makanan pendamping bisa saja diteruskan,” pungkasnya dalam konsultasi detikHealth beberapa waktu lalu.
Kondisi ini akan berlanjut ketika bayi berusia 4-6 bulan dan mulai diberikan MPASI yang berwarna hijau, seperti sayuran ke dalam menu makanannya. Bila Anda melihat kotoran si kecil berwarna hitam secara keseluruhan atau sekadar bercak, tandanya bayi mencerna darah saat menyusui langsung lewat puting ibu.
Meski ini tidak selalu membahayakan, tapi perlu diperiksa ke dokter bila feses bayi berwarna hitam berlangsung terus menerus. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya,kondisi pup bayi dan anak sangat penting untuk diperhatikan karena dapat dijadikan indikator kesehatan mereka.
Selain kondisi dan frekuensi normal buang air besar si kecil, ada beberapa hal lainnya yang perlu diingat oleh orangtua, yaitu:. Ada beberapa faktor lainnya yang dapat menentukan apakah bayi Anda sehat atau tidak, seperti konsistensi dan warna feses.