Imunisasi 3 Bulan Disuntik Dimana : Tanya Mama

Data dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap status imunisasinya. Imunisasi polio suntik pun diberikan 1 kali pada usia 4 bulan agar kekebalan yang terbentuk semakin sempurna. Vaksin DPT-HB-HIB diberikan guna mencegah 6 penyakit, yakni Difteri, Pertusis, Tetanus, Hepatitis B, serta Pneumonia (radang paru) dan Meningitis (radang selaput otak) yang disebabkan infeksi kuman Hib. Agar terbentuk kekebalan masyarakat yang tinggi, dibutuhkan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan yang tinggi dan merata di seluruh wilayah, bahkan sampai tingkat desa.

Dalam rangka mencapai cakupan imunisasi yang tinggi dan merata di setiap wilayah, Menteri Kesehatan mengimbau agar seluruh Kepala Daerah (1) mengatasi dengan cermat hambatan utama di masing-masing daerah dalam pelaksanaan program imunisasi; (2) menggerakkan sumber daya semua sektor terkait termasuk swasta; dan (3) meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya imunisasi rutin lengkap sehingga mau dan mampu mendatangi tempat pelayanan imunisasi. Kepada seluruh masyarakat, Menkes menghimbau agar masyarakat secara sadar mau membawa anaknya ke tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi dan tidak mudah terpengaruh isu-isu negatif yang tidak tepat mengenai imunisasi.

Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI.

Jika Si Kecil sedang sakit, sebaiknya tunda pemberian imunisasi sampai anak benar-benar pulih.”. Halodoc, Jakarta – Imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) merupakan salah satu vaksinasi wajib yang harus diberikan pada balita.

Anak-anak mendapatkan imunisasi sebanyak lima kali, sejak usia mereka 2 bulan hingga 6 tahun. Imunisasi DPT kemungkinan akan menimbulkan imunisasi, antara lain: demam ringan, muncul bengkak di bekas suntikan, kulit di bekas suntikan menjadi merah dan terasa sakit, anak terlihat lelah, dan menjadi rewel.

Efek samping ini umumnya terjadi dalam satu sampai tiga hari setelah anak menerima imunisasi. Perlu orangtua ketahui, imunisasi adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Selain sanitasi dan air minum bersih, vaksin juga disebut intervensi kesehatan masyarakat terbesar dalam sejarah. Menunjang kesehatan Si Kecil dapat dilakukan dengan memberikan suplemen atau multivitamin tambahan yang ia butuhkan. Untuk membelinya secara online, ibu bisa cek di toko kesehatan melalui aplikasi Halodoc.

Penyuntikan juga dilakukan di bagian tubuh dengan pembuluh darah besar dan syaraf. Anak usia di bawah satu tahun akan disuntik di bagian paha, sementara anak yang lebih besar akan di suntik di bagian lengan atas.

Vaksinasi dapat mencegah terjadinya tingkat kesakitan dan kematian yang tinggi pada hewan kesayangan akibat terserang infeksi penyakit virus mapun bakteri. Vaksinasi adalah upaya untuk mendapatkan kekebalan agar tubuh menjadi kebal terhadap serangan penyakit yang disebabkan oleh virus dan bakteri.

Respon tubuh anjing dan kucing akan membentuk zat kebal setelah divaksinasi sehingga dapat melawan mikroorganisme yang menginfeksinya. Penyebarannya melalui udara dan kontak dengan droplet dahak atau discharge hidung hewan yang terinfeksi.

Gejala dari penyakit ini berupa hilangnya nafsu makan, demam, muntah, diare, batuk, gangguan pernafasan, dehidrasi, keratosis pada cuping hidung, dan dapat disertai pustul-pustul di bagian bawah perut. Gejala nya berupa gangguan pernafasan, anoreksia, demam, muntah, kekuningan, dan dapat menimbulkan penimbunan cairan di rongga perut (ascites) akibat kerusakan hati.

Virus Rabies dapat juga ditularkan ke manusia melalui gigitan anjing, maupun hewan lain seperti kera dan kucing yang positif terinfeksi. Kucing dan anjing secara alami menerima antibodi maternal dari kolostrum air susu induknya, apabila sang induk juga mempunyai sistem imun yang baik. Setelah lebih kurang 2 bulan, antibodi anak akan menurun sehingga sangat rentan untuk terjangkit penyakit. Setelah booster pertama, berikan waktu 12 bulan untuk memastikan tingkat proteksi yang diberikan vaksin cukup kuat.

MEDIA CENTER, Palangka Raya – Pemberian suntik vaksin Covid-19 ke 3 atau ‘Booster’ secara gratis kepada masyarakat, saat ini mulai dijalankan pemerintah. Majidi Noor dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Palangka Raya mengatakan, terkait jarak vaksin ke 2 dan ke 3 sejauh ini banyak menjadi pertanyaan yang ingin diketahui masyarakat. “Jadi vaksin booster ini diperuntukkan bagi usia 18 tahun ke atas, dengan ketentuan jarak minimal 6 bulan setelah dosis vaksin ke 2,”ungkap Majidi, disela pemberian vaksinasi dosis ke 3 bagi wartawan dan keluarga besar PWI Kalteng, Sabtu (22/1/2022), di Balai PWI Kalteng.

Lebih lanjut dijelaskan, selain ketentuan jarak minimal 6 bulan setelah dosis vaksin ke 2, maka ketentuan lain pemberian vaksin ke 3 itu juga didasarkan pada capaian vaksinasi suatu daerah, yakni cakupan vaksinasi 70 persen penduduk sudah divaksin dosis ke 1 dan 60 persen untuk vaksin dosis ke 2. Disampaikan, pemerintah telah memulai program vaksinasi booster sejak 12 Januari 2022 yang lalu.

Layanan vaksinasi tersebut tersedia mulai di puskesmas, rumah sakit milik pemerintah daerah dan swasta maupun pos pelayanan vaksinasi yang dikoordinasi oleh Dinas Kesehatan provinsi atau kabupaten/kota. Disinggung terkait banyaknya masyarakat yang kesulitan mengakses tiket vaksin ke 3 pada aplikasi peduli lindungi, sebagai syarat verifikasi untuk mendapatkan vaksin booster tersebut, maka menurut Majidi, masyarakat tidak perlu khawatir akan hal tersebut. “Cukup membawa bukti fisik e KTP, nanti juga akan terverifikasi apakah sudah terpenuhinya seseorang mengikuti vaksin dosis ke 1 dan dosis ke 2. Termasuk berapa lama rentang jarak sudah divaksin,”tandasnya.