Yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 670/Kpts-II/1999 tanggal 26 Agustus 1999, kawasan TNWK mempunyai luas lebih kurang 125,631.31 ha. Berdasarkan sejarah Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936 oleh Resident Lampung, Mr. Rookmaker, dan disusul dengan Surat Keputusan Gubernur Belanda tanggal 26 Januari 1937 Stbl 1937 Nomor 38. Pada tahun 1978 Suaka Margasatwa Way Kambas diubah menjadi Kawasan Pelestarian Alam (KPA) oleh Menteri Pertanian dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 429/Kpts-7/1978 tanggal 10 Juli 1978 dan dikelola oleh Sub Balai Kawasan Pelestarian Alam (SBKPA).
Pada tahun 1985 dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 177/Kpts-II/1985 tanggal 12 Oktober 1985. Pada tanggal 1 April 1989 bertepatan dengan Pekan Konservasi Nasional di Kaliurang Yogyakarta, dideklarasikan sebagai Kawasan Taman Nasional Way Kambas berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 444/Menhut-II/1989 tanggal 1 April 1989 dengan luas 130,000 ha.
Kemudian pada tahun 1991 atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 144/Kpts/II/1991 tanggal 13 Maret 1991 dinyatakan sebagai Taman Nasional Way Kambas, dimana pengelolaannya oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas yang bertanggungjawab langsung kepada Balai Konsevasi Sumber Daya Alam II Tanjung Karang. Dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 185/Kpts-II/1997 tanggal 13 maret 1997 dimana Sub Balai Konsevasi Sumber Daya Alam Way Kambas dinyatakan sebagai Balai Taman Nasional Way Kambas. Sejarah Alasan ditetapkannya kawasan tersebut sebagai kawasan pelestarian alam, adalah untuk melindungi kawasan yang kaya akan berbagai satwa liar, diantaranya adalah tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephas maximus sumatranus), enam jenis primata, rusa sambar (Cervus unicolor), kijang (Muntiacus muntjak), harimau Sumatera (Panthera tigris), beruang madu.
Namun demikian, setelah ditetapkannya sebagai kawasan suaka margasatwa hampir selama dua puluh tahun, terutama pada periode 1968 – 1974, kawasan ini mengalami kerusakan habitat cukup berat, yaitu ketika kawasan ini dibuka untuk Hak Pengusahaan Hutan, kawasan ini beserta segala isinya termasuk satwa, banyak mengalami kerusakan. Dari jenis satwa tersebut, sampai dengan saat ini keberadaannya masih terjaga dengan baik, antara lain yang dikenal dengan The Big Five mammals yaitu tapir (Tapirus indicus), gajah Sumatera (Elephant maximus sumatranus), harimau Sumatera (Panthera tigris), badak Sumatera (Diserohinus sumatranus) dan beruang madu (Helarctos malayanus).
Hingga sekarang PKG ini telah melatih sekitar 300 ekor gajah yang sudah disebar ke seluruh penjuru Tanah Air. Di Way Kambas juga tedapat International Rhino Foundation yang bertugas menjaga spesies badak agar tidak terancam punah.
Yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor 670/Kpts-II/1999 tanggal 26 Agustus 1999, kawasan TNWK mempunyai luas lebih kurang 125,631.31 ha. Berdasarkan sejarah Pendirian kawasan pelestarian alam Way Kambas dimulai sejak tahun 1936 oleh Resident Lampung, Mr. Rookmaker, dan disusul dengan Surat Keputusan Gubernur Belanda tanggal 26 Januari 1937 Stbl 1937 Nomor 38.
Kemudian pada tahun 1991 atas dasar Surat Keputusan Menteri Kehutanan nomor 144/Kpts/II/1991 tanggal 13 Maret 1991 dinyatakan sebagai Taman Nasional Way Kambas, dimana pengelolaannya oleh Sub Balai Konservasi Sumber Daya Alam Way Kambas yang bertanggungjawab langsung kepada Balai Konsevasi Sumber Daya Alam II Tanjung Karang. Ekosistem hutan mangrove/payau di way kambas terletak disekitar pantai dimana terdapat pergantian/salinasi antara air asin dan tawar secara teratur.
Ada beberapa jenis mimikri yang dilakukan oleh hewan-hewan tertentu. Jenis mimikri yang dilakukan oleh lebah hornet dan bumblebee adalah ….Mimikri kom … petisimimikri mertensianmimikri batesianmimikri mullerian.
bagian dari tumbuhan kelapa yang dapat digunakan menjadi bahan bangunan adalah…tolong dijawab ya. ini hewan apa ya yg tau jawab?. True or False -A seismograph measures vibrations in the earth’s crust. (T or F) -scientists monitor the Ring of Fire because many volcanoes, earthquakes, and tsunamis occur there.
Contoh susunan menu 4 sehat 5 sempurna yang paling benar. Gamet jantan yang tidak motil ditemukan pada tumbuhan dari kelompok.
Sebutkan organ-organ yang berada di dalam tubuh Hewan beserta fungsi nya ! Bagaimana cara beradaptasi nya Tumbuhan kantung semar ?
Jika beruntung, wisatawan dapat menyaksikan bangau tongtong bertengger di atas dahan ataubeberapa burung yang menjadikan taman ini sebagai rumahnya. Beberapa gajah liar yang menjadi korban perburuan gading atau terkena perangkap warga, diselamatkan di taman nasional ini. Selain itu, terdapat juga area karantina berupa tiang-tiang untuk merantai gajah jantan yang sedang mengalami masa birahi karena gajah-gajah ini dapat bertindak agresif, bahkan kepada pawangnya sendiri.
Hal ini tidak mengherankan karena gajah membutuhkan pakan hingga 136 kg per harinya, berupa rumput, ilalang, akar-akaran, kulit pohon, dan buah. Lokasi Taman Nasional cukup strategis karena berada di lintas timur Sumatera, sehingga ramai dikunjungi pada saat musim liburan atau akhir pekan.
Liputan6.com, Jakarta – Kabupaten Lampung Timur menjadi rumah berdirinya Taman Nasional Way Kambas. Luas wilayahnya kurang lebih 5.325,03 kilometer persegi atau sekitar 15 persen dari total wilayah Provinsi Lampung. Simak fakta-fakta menarik Lampung Timur seperti dilansir dari berbagai sumber berikut ini.
Dari tiga inder distrik tersebut dibagi lagi ke dalam marga-marga. Pada zaman penjajahan Jepang, ini merupakan wilayah Bun Shu Metro yang terbagi ke dalam beberapa Bun Shu, Marga-Marga, dan kampung-kampung. Pembentukan Kabupaten Lampung Timur ini didasari Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1999 dengan pusat pemerintahan di Kota Sukadana.
Taman nasional ini memiliki luas kurang lebih 125.631 hektare yang berada di bagian tenggara Pulau Sumatera. Taman Nasional Way Kambas berdiri sejak 1936 oleh Resident Lampung Mr. Rookmaker dengan Surat Keputusan Gubernur Belanda tanggal 26 Januari 1937 Stbl 1937 Nomor 38.
Pendirian kawasan ini difungsikan untuk melindungi kawasan yang menjadi tempat tinggal berbagai satwa liar, seperti tapir (Tapirus Indicus), gajah Sumatera (Elephans Maximus Sumatranus), enam jenis primata, rusa sambar (Cervus Unicolor), kihang (Muntiacus Muntjak), harimau sumatera (Panthera Tigris), dan beruang madu.
BATIQA Hotel Lampung situated in 26 km away from Radin Inten II International Airport. Head southeast toward Jalan Raya Branti. In 300 meters slightly turn left onto Jalan Raya Branti / Jalan Raya Lintas Timur Sumatera and continue to follow Jalan Raya Lintas Timur Sumatera.
After 15 kilo meters, at the roundabout, take the second exit onto Jalan Lintas Barat Sumatera/ Jalan Zainal Abidin Pagar Alam. Exit the roundabout onto Jalan Lintas Barat Sumatera / Jalan Zainal Abidin Pagar Alam.
Continue straight and use the right 2 lanes to turn right onto Jalan Raden Intan.After 1,4 kilo meter slightly turn left to stay on Jalan Raden Intan. At the roundabout, take the first exit onto Jalan Jend.
Sudirman and continue straight, the hotel will be on the right. Jend. Sudirman 140, Pahoman, Tanjung Karang, Bandar Lampung.
Memang pemandangan hutan, tetapi suasana yang akan dirasakan sungguh berbeda membuat decak kagum terus menerus tanpa henti. tetapi bebarapa fauna pun juga punya rumah disini seperti, api-api, pidada, nipah, Gelam, salam, Rawang, ketapang, cemara laut, pandan, puspa, meranti, minyak, serta ramin. Apabila, sobat natve bisa perhatikan lebih dalam, beberapa vegetasi ini mempunyai akar lutut dan tunggang., inlah ciri-ciri dari ekosistem hutan rawa. Alangkah baiknya menggunakan beberapa jasa tour and travel yang sudah menyediakan paket perjalanan menuju ke kawasan ini.
Ayo datang ke taman nasioanal way kambas, jangan lupa ajak teman, sahabat dan keluarga agar bisa menikmati bersama ekosistem-ekositem yang terjaga dengan sangat baik.